External Leakages
Leakage ini
terjadi akibat pengeluaran pada sector pariwisata yang terjadi di luar
destinasi dimana pengeluaran tersebut berhubungan dengan industry local.
External leakages dapat terjadi disebabkan oleh, (1) investor asing membangun
infrastruktur dan fasilitas pariwisata pada negara sedang berkembang, sehingga
profit dan pembayaran terjadi di luar negeri. (2) Arus uang bisnis pariwisata
langsung terjadi di luar negeri dikarenakan booking bisa dilakukan di luar
negeri atau terjadi secara online, wisatawan datang dengan maskapai penerbangan
asing, cruise ship atau kapal pesiar, atau bentuk usaha lain yang dimiliki oleh
orang asing.
Luasnya dan
dampak dari external leakages sangat bervariasi pada setiap negara dan juga
berbeda pada setiap destinasi pariwisata. Untuk external leakage yang
berhubungan dengan penanaman modal asing dalam pembangunan fasilitas
pariwisata, leakages ini akan berpengaruh dalam waktu pendek dan bahkan waktu
panjang tergantung seberapa besar modal yang ditanamkannya dan lamanya kontrak
kerjasamanya. Karena keterbatasan pembiayaan dalam negeri, leakages tidak dapat
dihindari khususnya pada pembangunan negera-negara yang sedang berkembang,
sementara pada negara maju, leakages dapat diminimalkan karena kondisi keuangan
negara maju relatif lebih baik.
Pada kasus leakages
yang disebabkan oleh pemesanan perjalanan secara langsung dari negara asing (foreign
booking intermediaries), dapat dhindari dengan menyediakan fasilitas
didalam negeri yang dapat diakses dari luar negeri, mungkin dengan cara online
dan cara lainnya yang memungkinkkan transaksi wisatawan dapat diterima
secara langsung oleh negara atau perusahaan dalam negeri.
Lebih
lanjut, Diaz Benevides (2001) mengatakan, penerimaan dari aktivitas pariwisata
yang melibatkan pihak asing pada setiap negara, persentase leakages bervariasi
dan sulit untuk diukur dan diperkirakan, namun persentase tersebut berada pada
kisaran 75%.
Internal Leakages
Rata-rata
internal leakages pada kebanyakan negara sedang berkembang berada pada kisaran
40 sampai dengan 50% dari total penerimaan kotor sektor pariwisata pada skala
ekonomi yang lebih kecil. Sementara dalam skala ekonomi yang lebih luas,
internal leakage terjadi antara kisaran 10 sampai dengan 20% (UNEP). Internal
leakages dominan disebabkan oleh penggunaan komponen import yang diukur secara
domestik. Menurut (UNEP) leakage
internal dapat diukur dengan Tourism Salelite Accounts (TSA) dan hal ini telah
dilakukan oleh 44 negara yang memiliki database update tentang
kepariwisataannya (WTO). Internal leakages pada negara berkembang terjadi pada
rantai penyediaan suplies (goods and Services) pariwisata yang diimport.
Internal
leakages pada beberapa destinasi biasanya terjadi akibat permintaan atau
tuntutan tingkat kualitas terhadap pelayanan pariwisata dan hiburan pariwisata
khususnya terkait dengan produk-produk import. Produk-produk yang
dimaksud misalnya pengadaan wine dan beberapa minuman beralkohol yang bermerek
internasional yang diproduksi di luar negeri. Hotel-hotel chain dengan standar
internasionalnya juga menyebabkan internal leakages yang cukup berarti karena
mereka cenderung akan menuruti standar yang telah ditentukan dan diharapkan
oleh wisatawan.
Pada kasus
di Kepulauan Maldives, 83% ketersediaan pekerjaan dalam negeri berhubungan
dengan sektor pariwisata dan pariwisata berhubungan dengan industri-industri
dalam negerinya yang sebagian besar proses produksinya tergantung komponen
import sehingga terjadinya internal leakage terjadi sangat tinggi. Sementara
Diaz Benevides (2001) mengatakan, internal leakages diperkirakan terjadi antara
40 sampai dengan 50% pada kebanyakan negara sedang berkembang, dan pada negara
maju internal leakages terjadi antara 10 hingga 20%.
Invisible Leakages
Invisible
leakages adalah hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pendapatan dari sektor
pariwisata yang terjadi secara nyata namun sangat sulit untuk didokumentasi
secara nyata tetapi akan berpengaruh secara kumulatif. Aktivitas yang dapat
menyebabkan invisible leakages misalnya: pajak, informal transaksi yang
biasanya tidak tercatat, serta tabungan dan investasi off-shore.
Leakages ini akan
dapat dikurangi dengan tindakan melihat cluster pariwisata, menerapkan
kebijakan pajak pada semua cluster pariwisata, membuat kebijakan keuangan dan
fiskal, dan membuat perjanjian kerjasama dengan negara lain yang berhubungan
dengan kerjasama pariwisata sebagai investor maupun pemasok wisatawan.
Invisible
leakage yang lainnya dapat berbentuk penggunaan sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbaharui, kerusakan lingkungan, degradasi budaya, hilangnya sejarah,
dan rusaknya aset-aset pariwisata dalam waktu lama sehingga dapat menyebabkan
menurunnya kualitas hidup masyarakat lokal.
No comments:
Post a Comment