Ads

Saturday 22 November 2014

Menggapai Puncak Di Gunung Api Purba Nglanggeran




Gunung Api purba Nglanggeran terletak di desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung api ini dahulu merupakan salah satu gunung api yang aktif dan berbahaya, namun sudah ratusan tahun gunung api ini tidak lagi beraktifitas seperti layaknya gunung api lainya. 

  Pada bulan November 2013 lalu saya mencoba melihat dari jarak dekat tentang adanya gunung api purba dan akhirnya pada hari Kamis, 28 November 2013 saya pergi bersama teman saya. Latar belakang mengunjungi tempat ini pertama, karena ada tugas dari dosen tentang mata kuliah ekowisata; kedua, Gununga Api purba adalah salah satu daerah ekowisata yang ada di Jogjakarta; ketiga, karena kami berdua juga belum pernah ke tempat ini. 
Rute perjalanan yang kami lewati yaitu dari Yogyakarta-Piyungan-Bukit Bintang-Patuk-Nglanggeran.Jarak tempuh dari Yogyakarta kota menuju Gunung Api Purba ini sekitar 1,5 jam. Perjalanan sangat nyaman karena selain jalan yang sudah baik dan beraspal sampai lokasi (Nglanggeran) kita juga bisa melihat pemandangan alam yang indah di bukit Patuk.
Sampai di lokasi Gunung Api Purba Nglanggeran kami langsung bergegas memarkir kendaraan dan membeli tiket masuk karena tidak tahan lagi ingin sampai ke puncak (dalam hati belum ke puncak aja pemandanganya sudah WoW apalagi jika sudah sampai pasti keren). Akhirnya tiket terbeli juga untuk wisatawan Nusantara harga perorang yang berkunjung pada siang hari Rp5000 dan pada malam hari Rp7000. Parkir sepeda motor permotor Rp2000. Pertanyaan muncul ketika membeli tiket ada karcis untuk malam hari, berarti ini 24 jam? nggak tahulah mungkin itu adalah tiket masuk untuk wisatawan yang ingin melihat sunset di Gunung Api Purba ini.
Sebelum naik ke puncak karena diperkirakan waktu untuk sampai ke puncak sekitar 1 jam, maka kami mencari toilet untuk buang air karena di atas nanti kita tidak akan menjumpai toilet dan sebagai rasa cinta terhadap lingkungan karena tidak buang air sembarangan, hehe...Waktu saat itu menunjukan pukul 11.00 WIB, dan kami pun bergegas naik keatas, o iya jangan lupa sebelum naik persiapkan air minum karena medan yang menanjak dan kita harus jalan kaki maka tenaga kita banyak terkuras.

Setelah seperempat jam berjalan tiba-tiba kami kaget dengan lorong yang panjang dan untuk melewatinya harus satu orang satu, Subhanallah, lorong ini kanan kirinya adalah bebatuan besar dan diantara lorong terdapat batu besar yang tersangkut di atas lorong yang semakin menguji adrenalin kami karena kita melewati batu besar persis dibawah kita. Akhirnya lima menit kemudian kami tiba di Pos satu, Wow pemandangannya keren sekali dan di pos ini terdapat gazebo untuk beristirahat.
untuk melewati puncak nglanggeran kita melewati Lima Pos, dan setiap pos sudah terdapat gazebo tetapi sayang gazebo ini kotor akibat ulah tangan manusia yang corat-coret tembok gazebo. Langsung saja ke Pos paling puncak yaitu pos lima, dari perjalanan menuju pos ini banyak rintangan yang harus terselesaikan namun tetap semangat kita pasti bisa mengalahkanya.


Jalur - jalur pendakian di Gunung Api Purba ini cukup membuat jantung kita berdebar pasalnya selain kita juga harus berjalan di lorong yang sempit, naik menggunakan tangga dari kayu dan melewati jalur yang masih berbatu tetapi semua itu akan dibayar dengan keelokan sampai puncak. Yang dinanti-nanti akhirnya tiba puncak gunung api purba, di puncaknya ini kita seperti berada di atas tanah lapang yang luas tetapi bedanya hanya di puncak gunung ini kontour tanahnya masih berbatuan dan tajem-tajem. 


Plang sudah kelihatan dan untuk menuju puncak dari Gunung Api Purba Nglanggeran ini kami harus melewati satu rintangan lagi, yaitu naik tanggga yang terbuat dari kayu. Hati-hati saat naik tangga ini karena licin dan tetap fokus, ganbatte !

Teman saya Bang Chandra sedang mencoba menaiki anak tangga dari kayu untuk menuju ke puncak Gunung Api Nglanggeran. Tanpa mengenakan sepatu/sandal karena memang lunyu (lunyu = licin, bahasa Indonesia). O iya di puncak tidak ada gazebo lagi hanya seperti lapangan bebatuan yang tajem-tajem. Hati-hati pada saat mengambil langkah bisa saja telapak kaki anda perih karna menahan rasa sakit dari kontur batu disana yang tajem tadi. Selain itu ada yang unik di Gunung Api Purba dan tidak saya jumpai di tempat lain, yaitu tulisan-tulisan tangan yang memberi semangat untuk melangkah dan ajakan-ajakan untuk membuang sampah pada tempanya. Uniknya lagi tulisan yang ada di Kawasan Gunung Api Purba ini dibuat dengan tangan asli lho, meskipun langsung dengan tangan hasilnya tetap bagus dan kreatif-kreatif. salutt buat seniman nya.






Tuesday 11 November 2014

Air Terjun Luweng Sampang, Gunungkidul

Namanya Luweng Sampang berada di Desa Sampang, Gedangsari, Gunung Kidul.


 Jalur menuju lokasi, Dari Jogja ke timur melewati Candi Prambanan melewati perempatan Pabrik SGM masih ke timur, sampai di Tegalmas belok kanan arah ke Stasiun Srowot (jalur alternatif Wedi) kemudian ikuti terus jalan ini sampai ketemu Tugu Pasar Wedi habis itu belok kanan lurus terus melewati Masjid Besar Nurul Jami lurus terus sampai mentok di kaki gunung kurang lebih 15km dari Pasar Wedi, setelah mentok (sampai di desa Teluk) pas pertigaan belok kiri terus lurus kurang lebih 200m ada pertigaan belok kanan arah jalan yang mau naik gunung, ikuti terus jalan ini kira-kira
 dari pertigaan tadi 10km untuk nyampe di Luweng Sampang. 

Luweng sampang ini letaknya di pinggir jalan persis, untuk menuju air terjun nya kita harus turun terlebih dahulu karena merupakan aliran sungai.

Pemandangan alam disana banyak kita jumpai bebatuan seperti kalo Anda pernah ke Curug yang ada di Tegalrejo, Gedangsari, Gunungkidul (Bayat ke selatan)

Pada musim kemarau biasanya airnya akan berwarna hijau dan jika disaat musim hujan airnya kotor 

Yang saya sesalkan disini, adalah Simbah yang mengaku Juru Kunci nya tempat ini seringkali mematok uang parkir yang berlebihan, saya pas kesana dengan teman-teman merasa kecewa dengan patokan parkir yang ditarik sebesar Rp5000/motor, dan kenapa tidak ada pemuda-pemuda yang menggerakan tempat ini untuk dijadikan objek dan daya tarik wisata saja ?

Luweng Sampang ini jika dikelola dengan baik maka tempat ini akan menjadi lebih bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ekonomi yang dapat mensejahterakan masyarakat sekitar dengan cara pemberdayaan masyarakat (Community based Tourism).