Ads

Wednesday, 10 December 2014

Gunung Api Purba Nglanggeran Patuk Gunungkidul yang Exotis

Menelusuri jejak Gunung Api Purba Nglanggeran




Selamat berjumpa lagi sobat ku semua, kali ini saya mau menulis artikel tentang jejak-jejak Gunung api Purba Nglanggeran.

Langsung aja kita mulai ya, Gunung Api purba atau Gunnung Api Nglanggeran merupakan gunung berapi pada jaman dahulu dan sekarang gunung api ini tidak aktif lagi sejak kurang lebih ratusan tahun yang lalu. Gunung ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang masih berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kenapa disebut Gunung Api Nglanggeran yaitu karena letak Gunung ini yang berada di Desa Nglanggeran.

Untuk menuju lokasi tidaklah sulit kawan, kalau dari JOGJAKARTA kita bisa mengambil rute dari terminal Giwangan kemudian cari bus yang menuju ke arah Wonosari setelah itu kita turun di kecamatan Patuk dan dari patuk kita naik ojek dari situ. Dari terminal Giwangan menuju Patuk kira kira 1,5 jam dan dari Patuk ke Gunung Api Purba kira kira sekitar 20an menit.

Perjalanan saya dimulai dari Klaten, karena saya adalah orang Klaten (bangga) haha... Sebelumnya saya kasih tahu tujuan pertama kali saya datang ke Gunung Api Purba ini adalah untuk mencari informasi mengenai apa yang ada di Gunung Api Purba sebagai salah satu objek wisata di Gunung Kidul yang mengusung konsep wisata ekowisata (ecotourism). Pada hari itu Kamis, 28 November 2013 saya dan teman saya pergi ke Gunung Api Purba ini dengan alat transportasi sepeda motor. Rute yang saya lewati adalah Klaten-Prambanan-Piyungan-Patuk-Nglanggeran. Waktu tempuh saya dari Klaten lewat rute ini kira-kira 1,5 jam. Namun, jika anda pergi di musim liburan high season bersiaplah untuk melawan kemacetan terutama di jalan-jalan kota seperti bandara Adisujipto, Malioboro, Keraton, dan Candi Prambanan.

Untuk biaya masuk ke objek wisata ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini kami dikenakan tarif sebesar Rp5000,-/pax dan parkir sepeda motor Rp2000,-/motor. Tarif sebesar Rp5000,- /pax merupakan tarif masuk objek pada siang hari, dan pada malam hari tiket masuknya sebesar Rp7000,-/pax. Kaget? Ya pertanyaan muncul ketika kami ingin mmembeli tiket di pos penjagaan retribusi disana memang ada dua tiket masuk pertama adalah siang hari dan kedua, adalah malam hari. Menurut Mas Agus beliau adalah salah satu pemandu yang sekaligus anggota dari kelompok taruna desa Nglanggeran yang ikut berpartisipasi dalam pengelolaan objek wisata ini, menuturkan bahwa selain siang hari banyak wisatawan yang datang kesini pada malam hari. Mereka datang kesini untuk camping untuk tujuan makrab ataupun pribadi untuk mengambil moment sunset/sunrise, tuturnya.

Perlu anda ketahui bahwa Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan kawasan ekowisata, jadi konsep ekowisata merupakan sebuah konsep wisata yang didalam kegiatan utamanya bertujuan untuk kelestarian lingkungan. Menurut Fandeli (1995), terdapat tiga dimensi didalam sebuah objek ekowisata yaitu dimensi konservasi, dimensi pendidikan, dan dimensi kerakyatan.

Dimensi Konservasi maksudnya adalah sebuah objek ekowisata harus mampu menjaga dan melestarikan alam objek yang ada didalamnya. Jadi dengan adanya upaya kelestarian alam ini diharapkan sebuah ekodestinasi sampai pada suatu saat nanti tidak akan mengalami kerusakan alam terutama yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia. Dimensi Pendidikan yang dimaksud disini yaitu sebuah objek ekodestinasi memiliki kegunaan sebagai tempat untuk melakukan sebuah penelitian. Di Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan objek yang banyak diteliti oleh para akademisi untuk keperluan akademis misalnya dari arkeologi, geografi, dll. Kemudian dimensi Kerakyatan, yaitu memberdayakan rakyat disekitar atau masyarakat disekitar objek ini yaitu pada prinsipnya didalam pengelolaan, perencanaan, dan aktualisasinya dilakukan oleh masyarakat sekitar itu sendiri mulai dari pemuda-pemudi karang taruna desa, kelompok sadar wisata desa itu dan kelompok ibu-ibu pkk.

Pendakian
Untuk mencapai puncak Gunung Api Purba yang eksotis nan cantik, kita melewati beberapa pos pendakian sepertinya ada lima pos pendakian. Kelima pos tersebut memiliki kondisi medan/jalur yang exstreem. Tetapi menurut saya jalur yang paling exstreem adalah jalur pendakian pos pertama, karena dijalur ini kita harus berjalan diantara apitan dua gunung yang besar dan jaraknya sangat sempit hanya dapat dilewati satu orang dan harus antri.

Untuk menuju puncak waktu yang dibutuhkan kira-kira 1,5 jam itu jika tanpa istirahat sob, artinya Jalan terus. Tapi waktu yang panjang itu sepertinya tidak akan terasa ketika sudah sampai di puncsk yang pemandanganya WOW banget Sob. Coba aja datang dan buktikan sendiri.

Fasilitas yang ada di Gunung Api Purba
-          -Pendopo (bisa menyewa jika akan dibutuhkan)
-          -Toilet dan Kamar mandi
-          - Homestay
-          - Mushola
-          - Tempat parkir
-          - Gazebo di pos-pos pendakian


Akhirnya sekian yang dapat saya ceritakan, kurang lebih saya mohon maaf . Terimakasih atas kunjunganya      

Tugu Kecamatan Wedi

Sebagai salah satu kecamatan yang masuk Kabupaten Klaten, Kecamatan Wedi akhir-akhir ini mulai berbenah. Banyak proyek yang sudah selesai dikerjakan diantaranya pembangunan Pasar Wedi, pelebaran jalan hingga pembangunan sebuah tugu yang berada persis di depan Kantor Kecamatan Wedi.

Sebagai sentra industri konfeksi Kecamatan Wedi memang layak mendapat julukan tersebut karena banyak sekali tempat-tempat yang memproduksi beragam pakaian baik kaos maupun batik. Selain kaos dan batik ternyata ada salah satu tempat di Kecamatan Wedi yang dijuluki Kampung Sablon. Di Kampung sablon ini banyak sekali perajin yang menggantungkan hidupnya dari usaha menyablon. Lokasi kampung ini berada di Desa Krangkungan sebelah barat Jembatan Jagalan. 

Jika anda berkunjung ke Kabupaten Klaten, belum enak rasanya kalau belum ke sentra-sentra kerajinan yang ada di sini. Jika anda ingin melihat-lihat koleksi batik, anda bisa mampir ke Konfeksi Batik Rizki yang berada di selatan Masjid Nurul Jami' kurang lebih 100m kanan jalan. Di tempat ini menyediakan berbagai macam baju batik mulai dari anak-anak remaja hingga dewasa. Selain harganya miring disini anda juga dapat memesan baju untuk keperluan acara anda seperti baju sinoman, baju seragam ibu pkk, seragam pengajian dll.

Saturday, 22 November 2014

Menggapai Puncak Di Gunung Api Purba Nglanggeran




Gunung Api purba Nglanggeran terletak di desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung api ini dahulu merupakan salah satu gunung api yang aktif dan berbahaya, namun sudah ratusan tahun gunung api ini tidak lagi beraktifitas seperti layaknya gunung api lainya. 

  Pada bulan November 2013 lalu saya mencoba melihat dari jarak dekat tentang adanya gunung api purba dan akhirnya pada hari Kamis, 28 November 2013 saya pergi bersama teman saya. Latar belakang mengunjungi tempat ini pertama, karena ada tugas dari dosen tentang mata kuliah ekowisata; kedua, Gununga Api purba adalah salah satu daerah ekowisata yang ada di Jogjakarta; ketiga, karena kami berdua juga belum pernah ke tempat ini. 
Rute perjalanan yang kami lewati yaitu dari Yogyakarta-Piyungan-Bukit Bintang-Patuk-Nglanggeran.Jarak tempuh dari Yogyakarta kota menuju Gunung Api Purba ini sekitar 1,5 jam. Perjalanan sangat nyaman karena selain jalan yang sudah baik dan beraspal sampai lokasi (Nglanggeran) kita juga bisa melihat pemandangan alam yang indah di bukit Patuk.
Sampai di lokasi Gunung Api Purba Nglanggeran kami langsung bergegas memarkir kendaraan dan membeli tiket masuk karena tidak tahan lagi ingin sampai ke puncak (dalam hati belum ke puncak aja pemandanganya sudah WoW apalagi jika sudah sampai pasti keren). Akhirnya tiket terbeli juga untuk wisatawan Nusantara harga perorang yang berkunjung pada siang hari Rp5000 dan pada malam hari Rp7000. Parkir sepeda motor permotor Rp2000. Pertanyaan muncul ketika membeli tiket ada karcis untuk malam hari, berarti ini 24 jam? nggak tahulah mungkin itu adalah tiket masuk untuk wisatawan yang ingin melihat sunset di Gunung Api Purba ini.
Sebelum naik ke puncak karena diperkirakan waktu untuk sampai ke puncak sekitar 1 jam, maka kami mencari toilet untuk buang air karena di atas nanti kita tidak akan menjumpai toilet dan sebagai rasa cinta terhadap lingkungan karena tidak buang air sembarangan, hehe...Waktu saat itu menunjukan pukul 11.00 WIB, dan kami pun bergegas naik keatas, o iya jangan lupa sebelum naik persiapkan air minum karena medan yang menanjak dan kita harus jalan kaki maka tenaga kita banyak terkuras.

Setelah seperempat jam berjalan tiba-tiba kami kaget dengan lorong yang panjang dan untuk melewatinya harus satu orang satu, Subhanallah, lorong ini kanan kirinya adalah bebatuan besar dan diantara lorong terdapat batu besar yang tersangkut di atas lorong yang semakin menguji adrenalin kami karena kita melewati batu besar persis dibawah kita. Akhirnya lima menit kemudian kami tiba di Pos satu, Wow pemandangannya keren sekali dan di pos ini terdapat gazebo untuk beristirahat.
untuk melewati puncak nglanggeran kita melewati Lima Pos, dan setiap pos sudah terdapat gazebo tetapi sayang gazebo ini kotor akibat ulah tangan manusia yang corat-coret tembok gazebo. Langsung saja ke Pos paling puncak yaitu pos lima, dari perjalanan menuju pos ini banyak rintangan yang harus terselesaikan namun tetap semangat kita pasti bisa mengalahkanya.


Jalur - jalur pendakian di Gunung Api Purba ini cukup membuat jantung kita berdebar pasalnya selain kita juga harus berjalan di lorong yang sempit, naik menggunakan tangga dari kayu dan melewati jalur yang masih berbatu tetapi semua itu akan dibayar dengan keelokan sampai puncak. Yang dinanti-nanti akhirnya tiba puncak gunung api purba, di puncaknya ini kita seperti berada di atas tanah lapang yang luas tetapi bedanya hanya di puncak gunung ini kontour tanahnya masih berbatuan dan tajem-tajem. 


Plang sudah kelihatan dan untuk menuju puncak dari Gunung Api Purba Nglanggeran ini kami harus melewati satu rintangan lagi, yaitu naik tanggga yang terbuat dari kayu. Hati-hati saat naik tangga ini karena licin dan tetap fokus, ganbatte !

Teman saya Bang Chandra sedang mencoba menaiki anak tangga dari kayu untuk menuju ke puncak Gunung Api Nglanggeran. Tanpa mengenakan sepatu/sandal karena memang lunyu (lunyu = licin, bahasa Indonesia). O iya di puncak tidak ada gazebo lagi hanya seperti lapangan bebatuan yang tajem-tajem. Hati-hati pada saat mengambil langkah bisa saja telapak kaki anda perih karna menahan rasa sakit dari kontur batu disana yang tajem tadi. Selain itu ada yang unik di Gunung Api Purba dan tidak saya jumpai di tempat lain, yaitu tulisan-tulisan tangan yang memberi semangat untuk melangkah dan ajakan-ajakan untuk membuang sampah pada tempanya. Uniknya lagi tulisan yang ada di Kawasan Gunung Api Purba ini dibuat dengan tangan asli lho, meskipun langsung dengan tangan hasilnya tetap bagus dan kreatif-kreatif. salutt buat seniman nya.






Tuesday, 11 November 2014

Air Terjun Luweng Sampang, Gunungkidul

Namanya Luweng Sampang berada di Desa Sampang, Gedangsari, Gunung Kidul.


 Jalur menuju lokasi, Dari Jogja ke timur melewati Candi Prambanan melewati perempatan Pabrik SGM masih ke timur, sampai di Tegalmas belok kanan arah ke Stasiun Srowot (jalur alternatif Wedi) kemudian ikuti terus jalan ini sampai ketemu Tugu Pasar Wedi habis itu belok kanan lurus terus melewati Masjid Besar Nurul Jami lurus terus sampai mentok di kaki gunung kurang lebih 15km dari Pasar Wedi, setelah mentok (sampai di desa Teluk) pas pertigaan belok kiri terus lurus kurang lebih 200m ada pertigaan belok kanan arah jalan yang mau naik gunung, ikuti terus jalan ini kira-kira
 dari pertigaan tadi 10km untuk nyampe di Luweng Sampang. 

Luweng sampang ini letaknya di pinggir jalan persis, untuk menuju air terjun nya kita harus turun terlebih dahulu karena merupakan aliran sungai.

Pemandangan alam disana banyak kita jumpai bebatuan seperti kalo Anda pernah ke Curug yang ada di Tegalrejo, Gedangsari, Gunungkidul (Bayat ke selatan)

Pada musim kemarau biasanya airnya akan berwarna hijau dan jika disaat musim hujan airnya kotor 

Yang saya sesalkan disini, adalah Simbah yang mengaku Juru Kunci nya tempat ini seringkali mematok uang parkir yang berlebihan, saya pas kesana dengan teman-teman merasa kecewa dengan patokan parkir yang ditarik sebesar Rp5000/motor, dan kenapa tidak ada pemuda-pemuda yang menggerakan tempat ini untuk dijadikan objek dan daya tarik wisata saja ?

Luweng Sampang ini jika dikelola dengan baik maka tempat ini akan menjadi lebih bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ekonomi yang dapat mensejahterakan masyarakat sekitar dengan cara pemberdayaan masyarakat (Community based Tourism).

Tuesday, 28 October 2014

Umbul Ponggok Klaten (Bunaken-nya Klaten)

Salah satu tempat wisata di Kabupaten Klaten yang akhir-akhir ini banyak dikunjungi. Namanya Umbul Ponggok yaitu sebuah area/tempat bermain air yang terletak di Desa Ponggok, Tulung, Klaten. Disana kita bisa berenang, SNORKELING, dan juga anda dapat mengabadikan moment indah ketika berada didalam
air.

Untuk menuju ke lokasi D> Dari Jogja-melewati Candi Prambanan-Pabrik Gula Gondang Baru-RS. Soeradji Tirtonegoro-lewat dalam kota-Stadion Trikoyo-Tugu Proliman-GOR Gelarsena Klaten-ambil jalur ke utara (belok kiri)-SMA MUH 1 Klaten-lurus ikuti jalan ini sampai mentok kira-kira 20 KM-belok kiri dikit-lurus-belok kanan lurus terus sampai ketemu umbul ponggoknya yaitu disebelah kiri jalan persis.

Setelah sampai Anda akan melihat tulisan Selamat Datang Di Desa Wisata Ponggok. O ya selain di Umbul Ponggok ini jika kita lurus terus dari jalan didepan umbul ini nanti kita akan menemui kolam renang Banyu Mili, disana juga menawarkan kesegaran air dari umbul. Lanjut ke Umbul Ponggok, 
Tiket Masuk Rp5000,-/org (oktober 2014) 
Parkir Sepeda Motor Rp2000,-/motor 
Sewa Pelampung RP5000,-
Sewa Kaki Katak Rp5000,-

 Selain itu disana juga sudah terdapat warung-warung yang berada dipinggir kolam, jadi buat yang kelaparan bisa langsung memesan minuman/makanan disitu. Untuk fasilitas yang sudah ada antara lain : kamar mandi, mushola, penyewaan alat menyelam (pelampung, kaki katak, kacamata renang, kamera anti air, plastik kedap air untuk HP, ban, alat snorkeling dll). Semoga Bermanfaat :D




Salah satu rombongan dari Jogja yang sedang menikmati segarnya air di Umbul ini karena tidak mengandung zat kapur (kaporit)

 







Jika beruntung Anda juga bisa menyelam bersama ikan-ikan yang ada di kolam pemandian ini.










Tidak hanya orang-orang dewasa, anak kecil juga bisa bermain disini, tuh...

Thursday, 11 September 2014

Amenitas dan Fasilitas Kebun Teh Jamus Ngawi

Berikut saya sampaikan beberapa fasilitas yang sudah ada di Kebun Teh Jamus Ngawi Jawa Timur


1.  Mushola dan aula serbaguna

Jangan khawatir apabila berkunjung ke tempat ini, disini sudah ada fasilitas aula serbaguna dan mushola. Selain itu juga terdapat toilet di sebelah mushola.









2. Homestay/penginapan di Kebun Teh Jamus


Jika anda lelah dan ingin menginap, disana juga sudah ada penyewaan penginapan semacam homestay yang bisa anda sewa, namun lokasi homestay bukan di area kebun teh jamus akan tetapi dusun di bawah kebun teh jamus yaitu di Dusun Banjaran. Untuk masalah harga juga terjangkau silahkan jika mau booking atau sewa bisa mengkontak nomor pemilik homestay Pak Gimyono 0857 9114 8076

Pemandangan Alam Kebun Teh Jamus Ngawi

Tidak ada ruginya perjalanan saya dari Klaten ke Ngawi menikmati Indahnya Kebun Teh Jamus. Banyak sekali cerita yang telah terukir disana mulai dari treking melihat sunrise di puncak Kebun Teh Jamus, memetik teh bersama ibu-ibu pemetik teh eiits hampir lupa sekarang bukan memetik teh tetapi menggunting teh. Jadi para pekerja di kebun teh tersebut menggunakan gunting yang sudah dimodifikasi untuk menggunting daun teh yang berkualitas, agar tidak menurunkan kualitas dari daun teh tersebut karena konon katanya jika daun teh tersebut mengenai tangan secara langsung dapat menurunkan kualitas teh dan untuk mempercepat proses pengambilan daun teh. Bisa di bayangkan jika memetik daun teh dengan menggunakan alat gunting jadi jika menggunakan gunting tersebut daun teh yang digunting tidak akan terkena tangan secara langsung dan daun teh akan masuk sendirinya ke dalam kotak yang menempel di atas gunting tersebut. 


Selain bertemu dengan para ibu-ibu penggunting teh, disana kita juga berkesempatan naik truk menjelajah kebun teh yang sangat luas 478ha. Perjalanan dimulai dari pabrik teh berkeliling mengitari perkebunan menikmati pemandangan yang sedaap mantapp  sembari merasakan goyangan dari truk yang aduhhaaai gillla....

Dalam perjalanan kita disuguhi kicauan burung yang merdu ciuuut cuct cut cuuut disertai udara yang dingin nan sejuk.

Pemandangan dari atas truk hehe, numpang narsis dikit yaaaa, serasa kebunnya milik kita sendiri kalo begini. 


Jadi ngomong-ngomong truk yang kita tumpangi itu adalah truk yang khusus untuk membawa hasil petikan para ibu-ibu. Jadi disana setiap orang bisa menghasilkan atau memotong daun teh sebanyak 20kg pagi dan sore juga sekitar sebanyak itu banyak juga kan,....                                                                   


                                                


salah satu view yang tertangkap kamera saat treking menyusuri lautan teh walaupun gak ketemu sunrisenya tapi aku ra popo dapet pemandangan kayak beginian. hoho












Di puncak tertinggi yang kita capai dengan berjalan kaki, dapat view seperti ini

Wednesday, 10 September 2014

Kebun Teh Jamus Pariwisata Berbasis Agrowisata di Kabupaten Ngawi

Jumpa lagi sob, kali ini ane mau cerita pengalaman ane saat berkunjung ke salah satu tempat wisata di Kabupaten Ngawi. Selain Museum Trinil ada beberapa objek wisata alam yang harus kita kunjungi di Ngawi,  salah satunya yaitu Kebun Teh Jamus yang terletak di Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Kebun Teh Jamus memiliki hamparan area seluas 478ha dengan ketinggian 800-1200 dpl, bisa dibayangkan betapa sejuknya udara dan segarnya udara disana bukan? 

Kebun Teh Jamus ini selain memiliki pemandangan yang eksotis landscape alamnya juga memiliki spot-spot yang dapat menjadi daya tarik wisata ketika sobat traveler berkunjung ke sana, dan kali ini saya akan mengeshare  pengalaman saya ketika berada di Kebun Teh yang menjadi salah satu tempat agrowisata di Ngawi. Spot-spot daya tarik tersebut diantaranya :

1. Pabrik Teh PT. Candiloka


Didirikan pada tahun 1928 oleh Belanda, sampai saat ini pabrik ini masih berfungsi dengan baik. Didalam pabrik kita bisa melihat aktifitas para karyawan yang sedang mengeringkan daun teh dengan menggunakan mesin-mesin yang masih terbilang jadul, karena masih menggunakan bahan-bahan dari kayu untuk menghasilkan tenaga dari mesin-mesin tersebut. Untuk masuk kedalam pabrik ini pengunjung bisa ijin dahulu kepada security di luar pabrik.





2. Museum Listrik Van Der Rappart


Museum listrik berkekuatan 20kva didalamnya merupakan pembangkit listrik tenaga air yang masih menggunakan mesin-mesin jadul juga buatan Tiongkok. Anda bisa melihat secara langsung turbin dan roda dari besi yang beratnya mencapai hampir dua ton dan orang-orang menyebutnya roda gila. Fungsi dari pembangkit listrik ini pada jamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik yang digunakan di pabrik dan kebutuhan untuk perawatan lingkungan di sekitar kebun. Tiket masuk kedalam museum free



3. Makam Keluarga Van Der Rappart


Tidak jauh dari Museum Listrik Van Der Rappar kita bisa menjumpai makam dari pendiri kebun teh tersebut yaitu Keluarga Van Der Rappart. Loaksi makam ini unik karena persis di area kebun teh dan di sampingnya terdapat dua pohon yang menjulang tinggi sebagai simbol kebaikan dan kejahatan. Di makam ini terdapat tiga makam yaitu Istri Van Der Rappart (paling kiri), Van Der Rapart (tengah) dan satu lagi adalah putra dari Van Der Rappart (kanan). Tiket masuk makam free












4. Pembibitan Teh

Bagi wisatawan yang ingin mengetahui seluk beluk tentang pembibitan teh mulai dari pemilihan bibit, cara menanam yang baik, sampai perawatan dapat berkunjung langsung ke lokasi pembibitan teh yang ada di Kebun Teh Jamus. Disini biasanya banyak para kalangan akademisi mengadakan suatu penelitian yang berkaitan dengan pertanian khususnya tentang teh. Tiket masuk ke lokasi pembibitan ini free






5. Kolam Pemandian Sumber Lanang


Merasakan suasana berenang di antara kebun teh diatas ketinggian 1000dpl adalah suatu pengalaman yang tidak akan terlupakan. Air yang selalu jernih yang berasal langsung dari mata air sumber lanang membuat badan ini serasa ingin mandi berlama-lama di kolam pemandian ini. Di tempat ini juga sudah terdapat fasilitas penunjang yang dapat dimanfaatkan oleh para wisatawan diantaranya : kamar mandi, mushola, warung makan dll. Tiket masuk kolam pemandian hanya Rp2000,- sangat murah bukan. 




Anak-anak sedang berenang di kolam pemandian sumber lanang, byuuuurrrrrrrr












6. Borobudur Hills 


Borobudur Hills adalah sebuatan untuk bukit teh yang satu ini, kenapa dinamakan borobudur hills karena bukit ini membentuk sebuah pola candi yang mirip dengan candi Borobudur yang ada di Magelang. Wisatawan dapat menaiki bukit ini hingga ke puncak dengan berjalan kaki melewati tangga yang sudah ada. Di atas puncak terdapat gazebo yang dapat digunakan wisatawan untuk menikmati pemandangan kebun teh dari atas. Anda bisa melihat hijaunya kebun teh dan Kota Ngawi dari bukit Borobudur Hills ini.




7. Brisbane Van Jamus
 
Pemandangan seperti ini hanya bisa anda lihat ketika berada di Jamus. Suasana pagi hari dari sekitaran bumi perkemahan "Kantil Idaman". Dari gazebo itu wisatawan dapat melihat desa hingga kota yang berada di bawah Kebun Teh Jamus diantaranya Desa Girikerto, Desa Ngrendeng, Kecamatan Sine, Kecamatan Ngrambe, Kecamatan Jogorogo dll. 








8. Bumi Perkemahan Kantil Idaman Jamus


Satu lagi kegiatan yang dapat dilakukan di Kebun Teh Jamus yaitu Berkemah. Yaps disana telah disediakan area untuk bumi perkemahan yang dinamakan Bumi Perkemahan Kantil Idaman Jamus demikian nama tersebut karena lokasinya berada diantara pohon kantil yang cukup besar dan menjadi idaman wisatawan ketika kesana karena tempat ini sejuk dan luas sembari menikmati suasana sejuk di area ini anda bisa membeli makanan/minuman yang ada di sekitar area ini.




Area untuk tempat berkemah, sejuk dan dihiasi pepohonan di sekelilingnya. Banyak sekali sekolah-sekolah dari dalam kota maupun luar Kota Ngawi sengaja memilih berkemah di Kebun Teh Jamus ini karena memang suasana yang masih sejuk dan sudah tersedianya berbagai fasilitas umum yang menunjang untuk acara - acara seperti itu.

Di area perkemahan ini sudah terdapat fasilitas seperti pendopo, kamar mandi/wc, mushola, dan gardu pandang/gazebo. Selain itu juga ada warung-warung yang menyediakan makanan dan minuman serta souvenir dan oleh-oleh khas Kebun Teh Jamus.


Namun sayang sekali pada waktu kesana penjual makanannya belum buka karena mungkin saya datangnya terlalu pagi jadi pada belum buka. Warung-warung ini menjajakan barang daganganya berupa makanan ringan, minuman, ada juga bakso/mie ayam dan tidak ketinggalan oleh-oleh asli Kebun Teh Jamus itu sendiri yang berupa aneka macam hasil olahan yang terbuat dari teh seperti sabun herbal dari teh, teh hijau, teh putih, teh rasa kopi, teh hitam, teh merah, teh putih, benalu teh dll.





Harga mulai Rp5000,- silahkan dicoba khasiat tehnya ada juga teh untuk mengobati kanker, teh untuk melangsingkan tubuh juga ada dll.

Silahkan datang kesini dan mencoba langsung menikmati seduhan teh secara langsung sembari menikmati pemandangan yang indah bersama teman atau keluarga Anda.

Pas banget kalo pagi hari / sore hari menikmati seduhan teh disini karena hawa yang dingin kemudian diberi kehangatan oleh secangkir teh bisa membuat pikiran kita menjadi lebih fresh dan segar kembali. 





9. Landscape



Pemandangan kayak gini hanya ada di Kebun Teh Jamus Ngawi lho gaes, coba buktikan aja......

Hamparan kebun teh yang luas dan bergaris-garis ini merupakan  salah satu daya tarik wisata ketika Anda berkunjung ke kebun Teh yang masih berada di Kabupaten Ngawi Jawa Timur ini.






Bule aja yang datang jauh-jauh dari Perancis juga terkesan dengan Kebun Teh Jamus.

Memang selain wisatawan domestik adapula wisatawan dari luar yang kepincut oleh pemandangan alam Kebun Teh Jamus dan para pemetik tehnya yang ramah-ramah, maka tak jarang para wisatawan mancanegara tersebut ikut serta dalam kegiatan pemetikan teh di kebun.






Nih ada lagi yang dari Bekasi, Semarang sama Jogja juga pada kesini, kamu kapan kesini? 

Banyak pula para teman-teman mahasiswa yang datang jauh-jauh untuk melakukan penelitian di Kebun Teh Jamus ini. Ada yang sekedar untuk Job Training di Pabrik, ada juga yang meneliti kandungan apa saja yang ada di dalam daun teh. 








Ada yang suka treking juga nih.....

Ini adalah salah satu rombongan dari Jogja yang sedang treking ke atas Kebun teh Jamus. 
Mereka rela pagi-pagi bangun hanya untuk melihat sunrise dari atas bukit atau tepatnya di puncaknya kebun teh ini.

"Cukup lelah dan kelelahan itu terbayar sudah ketika sudah nyampe puncak dan melihat munculnya matahari terbit yang masih kemerah merahan", ucap Isa Almakhi salah satu rombongan treking tsb.











Monday, 8 September 2014

Desaku Girikerto, Desa Budaya di Kaki Gunung Lawu Ngawi

  Di Desa Girikerto banyak kita jumpai pemandangan alam yang indah mulai dari terasering yang tersusun rapi dikelilingi padi yang berwarna hijau, hingga kekayaan alam yang melimpah seperti air bersih yang selalu ada dan mengalir terus menerus yang berasal dari Sumber Air Koso sehingga warga cukup membeli sebuah pipa paralon untuk mengalirkan air menuju ke rumahnya dan tidak perlu membuat atau menggali sumur. Uniknya Sumber Air Koso ini tidak pernah berhenti mengalirkan air untuk kemakmuran masyarakat disana, dan maka dari itu setiap tahunya di Sumber Air Koso itu selalu diadakan acara seperti syukuran/nyadran sebagai simbol rasa bersyukur masyarakat karena telah diberi kemakmuran, ketentraman, keamanan dll. 

   Didalam acara syukuran itu para warga masyarakat berbondong-bondong datang ke sumber air tersebut, selain dari warga masyarakat yang hadir ternyata pada saat itu pula kami juga menjumpai wisatawan yang sedang menyaksikan acara budaya ini.  Setiap keluarga membawa satu tenggok yang didalamnya berisi makanan hasil pertanian dan olahan masyarakat. Kemudian makanan tersebut dikumpulkan menjadi satu dan dibagikan kepada semua yang datang dalam perayaan syukuran/nyadran tersebut. Acara tersebut  sangat meriah karena semua warga berkumpul dan membaur menjadi satu di tempat tersebut dan yang paling seru adalah ketika ada beberapa orang yang sengaja ditarik untuk diceburkan ke dalam sumber air tersebut dan tidak terkecuali para kepala dusun yang hadir dalam acara tersebut.


Selain temuan-temuan diatas masih ada satu temuan yang ada di Dusun Girikerto yaitu kepedulian warga terhadap kedatangan mahasiswa kkn cukup tinggi terbukti jika kami mendatangi salah seorang rumah warga setidaknya kita diberi hasil pertanian mereka seperti tomat, ketela, jipang dll.




Saturday, 5 July 2014

Pendaftaran Mahasiswa S1 Pariwisata Alih Jenis UGM 2014

UGM kembali membuka jalur pendaftaran untuk yang terakhir kalinya sesuai dengan Keputusan Rektor bahwa Progam Studi Alih Jenis hanya dapat membuka sampai dengan tahun 2014. Maka dari itu disini akan saya share sedikit informasi mengenai jadwal pendaftaran untuk progam S1 Pariwisata Alih Jenis UGM





Diatas sudah tertulis bahwa :
- pendaftaran dibuka mulai tanggal 7 Juli - 23 Juli 2014
- waktu dan tempat seleksi tanggal 25 Juli 2014 di Ruang Multimedia Gd. Margono lt II
- Materi Ujian : tertulis dan wawancara


Syarat
- Mengisi formulir (disediakan di Prodi Pariwisata FIB UGM)
- menyerahkan foto 3x4 (2buah)
- Fotokopi ijazah yang sudah dilegalisasi dan trasnskip nilai
- IPK min 3.00 dan masa studi tidak lebih dari tiga tahun
- Membayar Pendaftaran Rp300.000,- dibayarkan di bag. Keuangan FIB UGM




Semoga Informasi ini bermanfaat untuk saudara semua, terimakasih


tag : Pendaftaran S1 Pariwisata, Pariwisata UGM, Pariwisata Alih Jenis, Jadwal Pendaftaran Alih Jenis, Pariwisata UGM 2014, Pendaftaran Pariwisata UGM 2014

Tuesday, 3 June 2014

Catatan singkat perjalanan ke Banyuwangi (The Sunrise Of Java)



Trip ke Taman Nasional Baluran dan Pulau Merah

Kereta api Sri Tanjung Lempuyangan-Banyuwangi Baru


Langsung aja ga pake lama, setelah seminggu sebelumnya beli tiket di Stasiun Lempuyangan akhirnya pagi itu terlaksana juga naik kereta untuk yang kedua kalinya (bagi saya hehe). Sekitar jam 07.10 WIB saya sudah nyampe ke Stasiun Lempuyangan (takut ketinggalan kereta) karena di dalam jadwal keretanya tertera jam 07.45 WIB mulai berangkat, sampai di Stasiun ternyata sudah ada temen yang sudah mendahului saya Si Juminten dan Cici (panggilan akrabnya). Selang tidak lama temen yang lain juga mulai berdatangan. Jumlah rombongan yang ikut trip ini adalah sepuluh orang, jam sudah menunjukan pukul 07.30 WIB dan yang baru datang ada tujuh orang, tinggal sisa dua orang lagi. Ya udah tunggu aja mungkin lagi otw”, kata salah satu dari teman saya. Menit demi menit sudah berlalu tinggal 10 menit lagi kereta mau berangkat dan kedua orang teman saya belum juga kelihatan hidungnya, semua rombongan mulai panik benar saja hla wong yang belum datang itu yang bawa tiket, dan temen-temen mengira mungkin ini cuma iseng agar heboh aja, e hla sudah di sms, di telpon segala macem juga tidak ada respon, wah gagal nih ke Banyuwangi (dalam hati).    Ayo-ayo pada kemana sih kog belum dateng-dateng, hmmm (mulai gelisah tidak karuan).
Stasiun yang dilewati Sri Tanjung
Kereta sudah mulai terdengar suara mesinya dan announcement-pun sudah di ucapkan, tapi dua orang yang bawa tiket ini belum juga nongol, walah-walah kepie iki (waduh-waduh gimana nie). Ya sudah akhirnya rombongan yang sudah tiba di stasiun tadi mencoba untuk memberi kabar kepada petugas bagian tiket bahwa tiket kita di pegang sama teman yang belum datang sampai sekarang dan misalkan dibuatkan tiket lagi gimana Mbak, bisa gak ya “ tanya salah satu teman saya. Petugas menjawab “ mohon maaf tiket cuma bisa dicetak satu kali saja, ditunggu aja temannya mungkin lagi dalam perjalanan. Tinggal kurang dari lima menit dengan wajah yang biasa-biasa aja akhirnya yang bawa tiket datang, sambil mengambil tiket-tiket yang ada di tas si Rani yang bawa tiket dadi bilang “ Sorry yo cah tangiku kawanen hehe. Balik ke rombongan tadi, akhirnya tinggal satu orang lagi yang belum datang sambil menyiapkan KTP untuk pemeriksaan tiket dan beberapa orang sudah mulai memasuki ruang tunggu mau naik kereta, akhirnya si Dendy dengan cepatnya menghampiri rombongan. Alhamduillah akhirnya semua bisa ikut juga trip kali ini. Langsung saja semua rombongan naik ke atas kereta dan mulai menikmati suasana kereta kelas ekonomi yang full AC Sri Tanjung, cukup murah juga dengan Rp50.000,- kita sudah sampai ke Stasiun Banyuwangi Baru (Stasiun pemberhentian paling akhir dari kereta Sri tanjung) . Stasiun Banyuwangi Baru merupakan stasiun paling ujung timur di Pulau Jawa dan berdekatan pula dengan Pelabuhan Ketapang (pelabuhan penyeberangan dari P. Jawa ke P. Bali).

Makan Bersama di depan Pelabuhan Ketapang
Berangkat jam 07.45 WIB dan akhirnya sampai di Banyuwangi jam 20.45 WIB perjalanan yang cukup membuat perut ini lapar meskipun dari rumah sudah dipersiapkan amunisi yang cukup banyak. Setelah sampai di banyuwangi kemudian rombongan kami berencana untuk istirahat dan mencari tempat makan di sekitar pelabuhan. Dalam perjalanan mencari sesuap nasi hhehe, ketemu dengan seorang bapak-bapak yang menawarkan jasa angkot.
Mau kemana mbak mas” tanya Bapak tersebut kepada kita. Mau cari makan pak”, kata Dendy. Masih ngotot juga si bapak yang menawarkan angkot tadi, mau kemana saya antar “ kata bapak sopir angkot. Akhirnya ya sudah disini mulai ada tawar menawar harga untuk perjalanan dari stasiun ke pos Taman Nasional Baluran, dengan kejelian dan kegigihan penawaran harga akhirnya diputuskan sewa angkot dari Stasiun ke Baluran Rp200.000,- dibagi sepuluh orang jadi per-orang kena Rp20.000,-.

Didalam angkot
Urusan transpot selesai, kemudian untuk makan setelah berunding dengan bapak sopir angkot Pak Dadang, akhirnya beliau bersedia menunggu rombongan untuk cari makan, dan makan sampai selesai. Kemudian hampir dua ratus meter berjalan kaki menuju pelabuhan akhirnya diputuskan makan nasi goreng (masakan khas Indonesia banget) ya pada waktu itu per porsi Rp7000,-. Makan selesai dan cuss menuju Taman Nasional Baluran, waktu tempuhnya kira-kira satu setengah jam dari Banyuwangi. Sampai di TN baluran sekitar jam 22.30 WIB dan menuju pos untuk  mencari penginapan di TN Baluran karena sebelumnya denger-denger di TN Baluran ada tempat untuk penginapan gratis ya kita coba tanya, dan hasilnya nol. Kata Petugas “dulu memang dibolehkan tapi sekarang sudah tidak boleh untuk menginap di sana”. Karena bingung mau menginap dimana akhirnya solusi yang diambil satu-satunya tidur di masjid terdekat atau polsek karena di sekitar TN Baluran ada polsek juga tapi lupa namanya polsek mana.

masjid
 Setelah berbicara dengan petugas jaga pos TN Baluran dan bertanya apakah ada masjid terdekat untuk dijadikan tempat untuk bisa tidur. Kemudian si penjaga pos tersebut bilang ada dan kalo mau disekitar masjid tersebut ada homestay juga. Sampai di masjid yang kita cari, jaraknya 100m dari pos jaga, malam itu sudah agak larut sekitar pukul 23.00 WIB sampai di masjid. Kata petugas jaga pos TN Baluran tadi jika kepepetnya mau tidur di emperan masjid silahkan terlebih dahulu izin dengan takmir masjidnya, rumahnya di kiri masjidnya persis.

Homestay
Singkat cerita, kamipun menemukan masjid tersebut dan istirahat sambil diteruskan sholat. Sekitar jam setengah dua belas tiba-tiba kami dihampiri warga sekitar, beliau mengarahkan kepada kami tentang perjalanan selama empat hari tersebut. Kemudian Bapak tersebut yang ternyata memiliki homestay juga mengajak untuk menginap di homestaynya. Akhirnya setelah melakukan perundingan yang cukup singkat kami pun bergegas menuju homestay.


Homestay di sekitar TN baluran yang kita tempati harganya Rp110.000,-/orang itu kita dapat 2 malam menginap dan dapat 3 kali makan di homestay. Homestay milik Pak Iman tersebut memiliki tiga kamar tidur dan satu kamar mandi. yaa cukuplah untuk bermalam 10 orang waktu itu, tapi dicukup cukupin haha.

Pintu Gerbang Baluran
Oke, perjalanan pertama yaitu ke Taman Nasional Baluran sebelum berangkat kita sarapan terlebih dahulu. Jam sudah menunjukan pukul delapan pagi dan kendaraan untuk membawa kita menelusuri TN Baluran pun sudah siap siaga. Pada waktu itu kita menyewa satu colt pick up perorang kita cukup bayar Rp30.000,- pp. Setelah selesai sarapan dan perutpun kenyang kita langsung cabut dari homestay dan menuju Taman Nasional Baluran. O ya tiket masuk taman nasional ini cukup murah hanya Rp3000,-/orang karna kita masih pelajar. untuk yang dewasa Rp5.000,- terus yang wisatawan mancanegara Rp150.000,-.

Perjalanan yang kita tempuh sebelum singgah di Pantai Bama (pantai yang ada di Taman Nasional Baluran) sekitar dua jam. Selama itu pula kami disuguhi pemandangan yang eksotis seperti tidak ada ditempat lain banyak burung, banteng, rusa dan suasana di Savana Bekol benar-benar seperti suasanan savana Afrika, maka tidak heran jika di Taman nasional ini memiliki sebutan Afrikanya Indonesia ya di Taman Nasional Baluran.


Daftar Harga Tiket


Savana Bekol


Di Savana bekol ini kita bisa melihat pohon yang tumbuh tetapi disekelilingnya hanya ada rumput dan pemandangan Gunung Baluran yang menawan.


Savana Bekol
Disini Anda juga harus berhati-hati karena ada sekelompok kawanan monyet yang liar dan kadang-kadang langsung menyerobot barang bawaan kita. Tipsnya, selalu awasi barang kita jangan sampai kita tinggal begitu saja dan kalo bisa jangan mengeluarkan makanan atau suara-suara seperti plastik bungkus makanan karena hal ini dapat mengundang monyet untuk melancarkan aksinya.

Setelah puas berfoto-foto di Savana Bekol perjalanan selanjutnya adalah ke Pantai Bama.Pantai Bama ini merupakan pantai yang agak landai dan menariknya disana banyak sekali kera ekor panjang yang menghuni pantai ini.

Pantai Bama
Fasilitas di pantai ini juga cukup mendukung seperti mushala, km mandi, kantin dan ada perahu boat juga. Disekitar pantai kita juga dapat menikmati hutan mangrove yang tumbuh di bibir pantai. Pantai ini merupakan satu-satunya pantai yang ada di Taman Nasional Baluran, suasananya yang tenang dan damai disertai angin sepoy-sepoy menjadikan pantai ini cocok sekali untuk menikmati liburan kamu.

Setelah hari mulai meredupkan cahayanya, kita akhirnya menyudahi perjalanan di Taman nasional ini dan destinasi terakhir di Taman Nasional ini adalah pergi ke lokasi pengamatan satwa.




Di atas boat Pantai Bama
Sebelum ke lokasi pengamatan satwa, alangkah baiknya kita mengabadikan momen ketika berada diatas boat keren di Pantai Bama dan taraa.... sekali jepret aja dengan timer di kamera sudah cukup untuk mengabadikan suasana itu.

Lokasi pengamatan satwa sebenarnya rutenya sudah kami lewati di sekitar Savana Bekol, namun karena biasanya hewan-hewan yang ada di Taman Nasional ini kembali ke tempat istirahatnya pada waktu sore hari jadi kami memilih untuk melakukan pengamatan pada sorenya. Setelah melewati beberapa anak tangga, cukup menguras tenaga juga akhirnya sampai ke lokasi pengamatan satwa. Emang bener disini adalah tempat yang cocok untuk melakukan pengamatan karena kita bisa melihat dari segala arah untuk mengamati aktivitas binatang-binatang yang ada di Taman Nasional ini.


Lokasi Pengamatan Satwa


Di tempat ini kita bisa melihat luasnya taman nasional dan satwa-satwa dari atas yang mulai beranjak menuju peristirahatanya.

Kecewa sekali, pada waktu tiba disini batrey kamera sudah habis alhasil gambar cuma dapet jepretan tangan terakhir. Padahal momen kembalinya binatang-binatang ke tempat istirahatnya belum tertangkap yah gimana lagi, mungkin kalo ada rejeki yah bolehlah main-main kesini lag (ngga bosen nih :D)
 
Setelah dari lokasi pengamatan, karena hari sudah mau gelap kami bergegas untuk kembali ke homestay dan mempersiapkan tenaga lagi untuk tour ke Pulau Merah keesokan harinya.

Sebelum meninggalkan homestay



Hari kedua, setelah sarapan pagi sekitar jam delapan pagi kita menuju destinasi yang ada di Banyuwangi yaitu Pulau Merah. Ternyata pada waktu itu disana bersamaan dengan diadaknya event surving yang berskala internasional.


berangkat menuju Pulau Merah

Akomodasi yang kita bawa untuk menuju kesana adalah kita menyewa sebuah angkot yang notabene angkot tadi adalah angkot yang kita tumpangi dari stasiun Banyuwangi Baru menuju pintu masuk TN Baluran.


Yaa Pak Dadang itu nama driver angkotnya tadi. Sungguh perjalanan yang membawa kocak temen-temen satu kelas pada waktu itu, pasalnya Pak Dadang dengan asyiknya mengemudikan Mercedeznya dengan gaya yang unik.

Beliau selalu saja tidak mau mengalah dengan kendaraan di depanya walaupun dari segi fisik Mercedez miliknya jauh lebih termakan usia dibandingkan dengan kendaraan yang Ia salip dengan tidak lupa berkali-kali membunyikan klakson nya. tet tet tetetetetetetet minggir semua akhirnya yang di depan.


Pulau Merah
Cukup banyak wisatawan pada waktu itu yang datang dan menyaksikan perhelatan internasional tersebut. Berangkat jam delapan dan sampai di Pulau Merah sekitar jam setengah sebelas lebih.

Perjalanan menuju ke Pulau Merah tersebut perorang kena biaya Rp65.000,- pp dan pulangnya kita meminta di turunkan di sekitar pelabuhan karena kita mau ke Pulau Bali untuk sekedar menginjakan kakinya di Pulau tersebut dan sekaligus makan malam dan mandi. hehehe


Sore itu kemudian langsung membeli tiket menuju ke Pulau Bali dengan harga tiketnya Rp6.500,-/orang.
Pembelian tiket

Kala itu cukup sepi loket tiketnya dan setelah dapat kartu untuk menyeberang kami berangkat menuju ke kapal yang akan mengangkut rombongan kami.

Sambil menunggu kapal bersandar kita ngopi-ngopi dahulu dan sesekali melihat pemandangan kapal yang sedang bongkar muat barang.



Setelah selesai bongkar muat akhirnya kapal pun bisa dinaiki, dan kita beranjak naik ke kapal. Kala itu cuaca sangat cerah dan hasilnya dapat gambar seperti itu. Pemandangan laut dengan latar belakang gunung yang berdiri tegak nan gagah perkasa, disertai objeknya yaitu bendera sang merah putih sungguh menggambarkan Indonesia yang sangat kaya alam dan budayanya.

Sunset Gunung
Entah kenapa karena timming yang pas atau apa diatas kapal kita bisa melihat langit yang indah sore itu.

Memang keindahan Indonesia tidak akan pernah habis, pesonanya selalu menghipnotis orang-orang disekelilingnya. Namun, jika kita tidak menjaganya tidak mungkin tidak kekayaan alam yang luar biasa ini dimiliki oleh negara lain.


Suasana di Dek tengah Kapal

Sekitar satu jam sudah berlalu kita sampai di Pulau Bali dan lokasi pertama yang kita cari adalah warung makan. Setelah sekitar 600m kita dapat warung makan tersebut dengan menu ayam betutu dengan porsi yang cukup yang dihargai Rp17.000,- per porsi sudah cukup mengenyangkan perut ini.


Kemudian lokasi kedua yang kita cari adalah masjid untuk sholat dan membersihkan diri (mandi maksudnya). Akhirnya nemu juga masjid yang gede tapi kelihatanya yang bagian atas belum selesai di bangun. Akhirnya kita beristirahat di masjid itu. Malamnya sekitar jam sebelas malam kita beranjak meninggalkan Pulau Dewata Bali dan pergi ke Stasiun Banyuwangi Baru untuk perjalanan pulang keesokan harinya.


sampai di Pelabuhan Ketapang
Sampai di Pelabuhan Ketapang dan dengan berjalan kaki sekitar dua ratus meter kita sampai ke Stasiun Banyuwangi Baru. Di Stasiun ini ternyata juga sudah ada orang yang menunggu Sri Tanjung (kereta yang akan kita naiki) dihidupkan. Tanpa pikir panjang namanya juga backpacker kita tidur sejenak di emperan Stasiun sambil menunggu keberangkatan kereta untuk menuju ke Jogjakarta.


Sepertinya hari mulai pagi dan tidak terasa perut sudah keroncongan lagi, di depan Stasiun sepertinya ada orang jualan nasi bungkus. Langsung capcus beli nasi bungkus itu harga Rp5000,-/bungkus menunya ada telur dan ikan. Perut sudah kenyang  dan keretapun sudah meniupkan bunyinya tanda kereta mau diberangkatkan waduhhh,



Catatan singkat ini semoga berguna bagi teman-teman yang ingin atau sudah berencana pergi berwisata ke Banyuwangi, Selamat Berwisata....:D

Savana Bekol. gambar diambil oleh Rizki Abdirahman

Pantai Pulau Merah. gambar diambil oleh Rizki Abdirahman

Savana Bekol. gambar diambil oleh Rizki Abdirahman