Trip ke Taman Nasional Baluran
dan Pulau Merah
Langsung aja ga pake lama, setelah
seminggu sebelumnya beli tiket di Stasiun Lempuyangan akhirnya pagi itu
terlaksana juga naik kereta untuk yang kedua kalinya (bagi saya hehe). Sekitar
jam 07.10 WIB saya sudah nyampe ke Stasiun Lempuyangan (takut ketinggalan
kereta) karena di dalam jadwal keretanya tertera jam 07.45 WIB mulai berangkat,
sampai di Stasiun ternyata sudah ada temen yang sudah mendahului saya Si
Juminten dan Cici (panggilan akrabnya). Selang tidak lama temen yang lain juga
mulai berdatangan. Jumlah rombongan yang ikut trip ini adalah sepuluh orang,
jam sudah menunjukan pukul 07.30 WIB dan yang baru datang ada tujuh orang,
tinggal sisa dua orang lagi. Ya udah tunggu aja mungkin lagi otw”, kata salah
satu dari teman saya. Menit demi menit sudah berlalu tinggal 10 menit lagi
kereta mau berangkat dan kedua orang teman saya belum juga kelihatan hidungnya,
semua rombongan mulai panik benar saja hla wong yang belum datang itu yang bawa
tiket, dan temen-temen mengira mungkin ini cuma iseng agar heboh aja, e hla
sudah di sms, di telpon segala macem juga tidak ada respon, wah gagal nih ke
Banyuwangi (dalam hati). Ayo-ayo pada kemana sih kog belum
dateng-dateng, hmmm (mulai gelisah tidak karuan).
Stasiun yang dilewati Sri Tanjung |
Berangkat jam 07.45 WIB dan
akhirnya sampai di Banyuwangi jam 20.45 WIB perjalanan yang cukup membuat perut
ini lapar meskipun dari rumah sudah dipersiapkan amunisi yang cukup banyak.
Setelah sampai di banyuwangi kemudian rombongan kami berencana untuk istirahat
dan mencari tempat makan di sekitar pelabuhan. Dalam perjalanan mencari sesuap
nasi hhehe, ketemu dengan seorang bapak-bapak yang menawarkan jasa angkot.
Didalam angkot |
masjid |
Homestay |
Homestay di sekitar TN baluran yang kita tempati harganya Rp110.000,-/orang itu kita dapat 2 malam menginap dan dapat 3 kali makan di homestay. Homestay milik Pak Iman tersebut memiliki tiga kamar tidur dan satu kamar mandi. yaa cukuplah untuk bermalam 10 orang waktu itu, tapi dicukup cukupin haha.
Pintu Gerbang Baluran |
Perjalanan yang kita tempuh sebelum singgah di Pantai Bama (pantai yang ada di Taman Nasional Baluran) sekitar dua jam. Selama itu pula kami disuguhi pemandangan yang eksotis seperti tidak ada ditempat lain banyak burung, banteng, rusa dan suasana di Savana Bekol benar-benar seperti suasanan savana Afrika, maka tidak heran jika di Taman nasional ini memiliki sebutan Afrikanya Indonesia ya di Taman Nasional Baluran.
Daftar Harga Tiket |
Savana Bekol |
Di Savana bekol ini kita bisa melihat pohon yang tumbuh tetapi disekelilingnya hanya ada rumput dan pemandangan Gunung Baluran yang menawan.
Savana Bekol |
Setelah puas berfoto-foto di Savana Bekol perjalanan selanjutnya adalah ke Pantai Bama.Pantai Bama ini merupakan pantai yang agak landai dan menariknya disana banyak sekali kera ekor panjang yang menghuni pantai ini.
Pantai Bama |
Setelah hari mulai meredupkan cahayanya, kita akhirnya menyudahi perjalanan di Taman nasional ini dan destinasi terakhir di Taman Nasional ini adalah pergi ke lokasi pengamatan satwa.
Di atas boat Pantai Bama |
Lokasi pengamatan satwa sebenarnya rutenya sudah kami lewati di sekitar Savana Bekol, namun karena biasanya hewan-hewan yang ada di Taman Nasional ini kembali ke tempat istirahatnya pada waktu sore hari jadi kami memilih untuk melakukan pengamatan pada sorenya. Setelah melewati beberapa anak tangga, cukup menguras tenaga juga akhirnya sampai ke lokasi pengamatan satwa. Emang bener disini adalah tempat yang cocok untuk melakukan pengamatan karena kita bisa melihat dari segala arah untuk mengamati aktivitas binatang-binatang yang ada di Taman Nasional ini.
Lokasi Pengamatan Satwa |
Di tempat ini kita bisa melihat luasnya taman nasional dan satwa-satwa dari atas yang mulai beranjak menuju peristirahatanya.
Kecewa sekali, pada waktu tiba disini batrey kamera sudah habis alhasil gambar cuma dapet jepretan tangan terakhir. Padahal momen kembalinya binatang-binatang ke tempat istirahatnya belum tertangkap yah gimana lagi, mungkin kalo ada rejeki yah bolehlah main-main kesini lag (ngga bosen nih :D)
Setelah dari lokasi pengamatan, karena hari sudah mau gelap kami bergegas untuk kembali ke homestay dan mempersiapkan tenaga lagi untuk tour ke Pulau Merah keesokan harinya.
Sebelum meninggalkan homestay |
Hari kedua, setelah sarapan pagi sekitar jam delapan pagi kita menuju destinasi yang ada di Banyuwangi yaitu Pulau Merah. Ternyata pada waktu itu disana bersamaan dengan diadaknya event surving yang berskala internasional..
berangkat menuju Pulau Merah |
Akomodasi yang kita bawa untuk menuju kesana adalah kita menyewa sebuah angkot yang notabene angkot tadi adalah angkot yang kita tumpangi dari stasiun Banyuwangi Baru menuju pintu masuk TN Baluran.
Yaa Pak Dadang itu nama driver angkotnya tadi. Sungguh perjalanan yang membawa kocak temen-temen satu kelas pada waktu itu, pasalnya Pak Dadang dengan asyiknya mengemudikan Mercedeznya dengan gaya yang unik.
Beliau selalu saja tidak mau mengalah dengan kendaraan di depanya walaupun dari segi fisik Mercedez miliknya jauh lebih termakan usia dibandingkan dengan kendaraan yang Ia salip dengan tidak lupa berkali-kali membunyikan klakson nya. tet tet tetetetetetetet minggir semua akhirnya yang di depan.
Pulau Merah |
Perjalanan menuju ke Pulau Merah tersebut perorang kena biaya Rp65.000,- pp dan pulangnya kita meminta di turunkan di sekitar pelabuhan karena kita mau ke Pulau Bali untuk sekedar menginjakan kakinya di Pulau tersebut dan sekaligus makan malam dan mandi. hehehe
Sore itu kemudian langsung membeli tiket menuju ke Pulau Bali dengan harga tiketnya Rp6.500,-/orang.
Pembelian tiket |
Kala itu cukup sepi loket tiketnya dan setelah dapat kartu untuk menyeberang kami berangkat menuju ke kapal yang akan mengangkut rombongan kami.
Sambil menunggu kapal bersandar kita ngopi-ngopi dahulu dan sesekali melihat pemandangan kapal yang sedang bongkar muat barang.
Setelah selesai bongkar muat akhirnya kapal pun bisa dinaiki, dan kita beranjak naik ke kapal. Kala itu cuaca sangat cerah dan hasilnya dapat gambar seperti itu. Pemandangan laut dengan latar belakang gunung yang berdiri tegak nan gagah perkasa, disertai objeknya yaitu bendera sang merah putih sungguh menggambarkan Indonesia yang sangat kaya alam dan budayanya.
Sunset Gunung |
Entah kenapa karena timming yang pas atau apa diatas kapal kita bisa melihat langit yang indah sore itu.
Memang keindahan Indonesia tidak akan pernah habis, pesonanya selalu menghipnotis orang-orang disekelilingnya. Namun, jika kita tidak menjaganya tidak mungkin tidak kekayaan alam yang luar biasa ini dimiliki oleh negara lain.
Memang keindahan Indonesia tidak akan pernah habis, pesonanya selalu menghipnotis orang-orang disekelilingnya. Namun, jika kita tidak menjaganya tidak mungkin tidak kekayaan alam yang luar biasa ini dimiliki oleh negara lain.
Suasana di Dek tengah Kapal |
Sekitar satu jam sudah berlalu kita sampai di Pulau Bali dan lokasi
pertama yang kita cari adalah warung makan. Setelah sekitar 600m kita
dapat warung makan tersebut dengan menu ayam betutu dengan porsi yang
cukup yang dihargai Rp17.000,- per porsi sudah cukup mengenyangkan perut
ini.
Kemudian lokasi kedua yang kita cari adalah masjid untuk sholat dan membersihkan diri (mandi maksudnya). Akhirnya nemu juga masjid yang gede tapi kelihatanya yang bagian atas belum selesai di bangun. Akhirnya kita beristirahat di masjid itu. Malamnya sekitar jam sebelas malam kita beranjak meninggalkan Pulau Dewata Bali dan pergi ke Stasiun Banyuwangi Baru untuk perjalanan pulang keesokan harinya.
sampai di Pelabuhan Ketapang |
Sepertinya hari mulai pagi dan tidak terasa perut sudah keroncongan lagi, di depan Stasiun sepertinya ada orang jualan nasi bungkus. Langsung capcus beli nasi bungkus itu harga Rp5000,-/bungkus menunya ada telur dan ikan. Perut sudah kenyang dan keretapun sudah meniupkan bunyinya tanda kereta mau diberangkatkan waduhhh,
Catatan singkat ini semoga berguna bagi teman-teman yang ingin atau sudah berencana pergi berwisata ke Banyuwangi, Selamat Berwisata....:D
Savana Bekol. gambar diambil oleh Rizki Abdirahman |
Pantai Pulau Merah. gambar diambil oleh Rizki Abdirahman |
Savana Bekol. gambar diambil oleh Rizki Abdirahman |